6 pemain yang gagal direkrut Manchester City di bawah kepemimpinan Josep Guardiola meraih kesuksesan sejak kedatangannya pada tahun 2016.
Sejak kedatangannya pada tahun 2016, Guardiola telah membawa City. Meraih banyak trofi dan menciptakan tim yang terkenal dengan gaya bermain menyerang dan penguasaan bola. Namun, dalam perjalanan tersebut, ada beberapa pemain yang sempat menjadi target transfer City tetapi gagal direkrut. Dalam artikel ini, kita akan membahas enam pemain tersebut, alasan di balik kegagalan transfer mereka. Serta dampak yang ditimbulkannya terhadap tim. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai macam informasi menarik lainnya seputaran MANCITY FOOTBALL PRO.
Alexis Sánchez
Alexis Sánchez menjadi incaran utama Guardiola pada musim 2017-2018. Pemain asal Chile ini sebelumnya berkontribusi besar untuk Arsenal, dan keberadaannya dianggap dapat menambah daya serang tim Manchester City yang saat itu sedang di puncak performa. City sebenarnya telah melakukan kesepakatan dengan Arsenal dan siap memberikan tawaran yang sangat menggiurkan. Namun, pada akhirnya, transfer ini gagal terwujud.
Kegagalan transfer Alexis Sánchez sebagian besar disebabkan oleh keputusan yang diambil oleh Arsenal untuk tidak membiarkannya pergi sebelum mereka mendapatkan pengganti yang memadai. Arsenal justru lebih memilih untuk mendatangkan Pierre-Emerick Aubameyang dari Borussia Dortmund di hari terakhir jendela transfer. Sánchez kemudian bergabung dengan Manchester United di bulan Januari 2018. Menjadikan City merugi karena kehilangan kesempatan untuk mendatangkan salah satu winger terbaik di Eropa saat itu.
Dari perspektif City, ketidakberhasilan dalam mendatangkan Sánchez menjadi kehilangan besar. Meskipun mereka berhasil membangun skuat yang unggul. Kehadiran pemain dengan bakat individu dan pengalaman internasional seperti Sánchez akan semakin memperkuat konkurensi mereka di level domestik maupun di Eropa.
Jorginho
Jorginho adalah nama lain yang sempat menjadi target utama Guardiola sebelum akhirnya bergabung ke Chelsea. Pemain tengah asal Italia ini merupakan bagian penting dari tim Napoli yang di bawah asuhan Maurizio Sarri menunjukkan performa impresif. Berkat keterampilannya dalam mengorganisir permainan dari lini tengah.
Kegagalan City untuk merekrut Jorginho terjadi pada musim panas 2018. Guardiola sangat tertarik untuk memboyongnya ke Etihad Stadium, tetapi Jorginho lebih memilih untuk bergabung dengan Chelsea, yang pada saat itu sedang direk Chris teras Sarri. Proses negosiasi antara Manchester City dan Napoli sudah cukup maju, namun keinginan Jorginho untuk dimainkan oleh Sarri di Chelsea mengubah arah karirnya.
Dampak kegagalan mendatangkan Jorginho terasa ketika City mengalami kesulitan dalam menjaga konsistensi di lini tengah. Guardiola kemudian menghadapi tantangan dalam menemukan pengganti yang sepadan untuk menjalankan perannya di posisi gelandang bertahan, dan terkadang harus mengandalkan pemain yang tidak memiliki kemampuan serupa.
Baca Juga: Prediksi Manchester City vs Tottenham 24 November 2024
Harry Maguire
Pada musim panas 2019, Manchester City berusaha untuk memperkuat lini pertahanan mereka dan mengincar bek tengah Leicester City, Harry Maguire. Setelah penampilan impresifnya di ajang Piala Dunia 2018, kemampuan Maguire dalam bertahan serta kemampuannya membawa bola dari belakang menjadikannya kandidat ideal untuk memperkuat sistem pertahanan Guardiola.
Namun, tawaran City untuk mendatangkan Maguire tidak berhasil. Leicester City pada akhirnya memilih untuk menjual Maguire ke Manchester United dengan biaya yang menjadikan Maguire sebagai bek termahal di dunia, sekitar 80 juta poundsterling. Keputusan ini diambil Leicester karena mereka merasa tawaran City tidak memenuhi harapan.
Gagalnya City dalam merekrut Maguire mungkin tidak terlalu terasa pada awalnya, tetapi seiring berjalannya waktu, klub mengalami kesulitan defensif. Sejak saat itu, Guardiola melakukan berbagai penyesuaian pada lini pertahanan, yang sering kali berubah-ubah karena tidak adanya stabilitas di lini belakangnya.
Riyad Mahrez
Riyad Mahrez adalah pemain yang menjadi target utama Manchester City menjelang musim 2018-2019. Mahrez sebelumnya tampil gemilang bersama Leicester City, berperan besar dalam kesuksesan tim tersebut meraih gelar Liga Premier pada tahun 2016. Ketertarikan Guardiola untuk mendatangkan Mahrez sudah ditegaskan pada jendela transfer musim panas 2018, namun pada akhirnya transfer itu berjalan lambat dan menemui jalan buntu.
Saat itu, Leicester tidak mau melepaskan Mahrez dengan harga yang ditawarkan City. Proses negosiasi menjadi rumit dengan Leicester tetap berusaha mempertahankan pemain kunci mereka. Mahrez kemudian memutuskan untuk tetap bertahan di Leicester sebelum akhirnya berhasil bergabung dengan Manchester City pada Januari 2019 setelah City meningkatkan tawaran mereka.
Kehadiran Mahrez membawa dampak positif bagi tim, namun ketidakpastian pada proses transfernya menambah tekanan pada Guardiola untuk mencari alternatif lain. Walaupun Mahrez dapat dikatakan sebagai penambahan yang sepadan, proses yang panjang ini menjadi pelajaran bagi City tentang pentingnya mengamankan target transfer lebih awal.
Frenkie de Jong
Frenkie de Jong merupakan salah satu bakat muda paling menjanjikan di Eropa saat bermain di Ajax Amsterdam. Guardiola sendiri dikenal dengan kecintaannya terhadap pemain tengah yang mampu mengatur permainan dan berkontribusi dalam fase defensif dan menyerang secara bersamaan. De Jong menjadi target potensial untuk memperkuat lini tengah Manchester City pada tahun 2019.
Namun, meski Guardiola menunjukkan ketertarikan serius, De Jong memilih untuk bergabung dengan FC Barcelona. Pemain asal Belanda ini mengungkapkan keinginannya untuk bermain di klub yang memiliki sejarah dan tradisi besar seperti Barcelona. Keputusan De Jong untuk menolak tawaran City jadi pukulan telak bagi Guardiola, yang mengincar pemain dengan kualitas dan potensi tinggi seperti dirinya.
Ederson Moraes
Walaupun saat ini Ederson menjadi kiper utama Manchester City dan dikenal sebagai salah satu kiper terbaik di dunia. kekhawatiran Guardiola mengenai lini belakang awalnya membuatnya mencari alternatif lain sebelum akhirnya memutuskan untuk merekrut Ederson dari Benfica. Sebelumnya, beberapa rumor menyebutkan bahwa Guardiola sempat mempertimbangkan untuk merekrut penjaga gawang lainnya sebelum fokus pada Ederson.
Proses transfer Ederson dikhawatirkan akan menemui jalan buntu mengingat Benfica sebelumnya tidak mau memberikan harga yang sesuai dengan harapan City. Namun, City akhirnya berhasil mendapatkan Ederson pada musim panas 2017.
Kesimpulan
Sepanjang era kepelatihan Josep Guardiola di Manchester City. Ada enam pemain yang sempat menjadi target transfer tetapi gagal untuk direkrut. Kegagalan tersebut berasal dari berbagai faktor, mulai dari ketidakcocokan dalam negosiasi, pilihan pemain. Hingga keputusan manajemen klub. Setiap kegagalan ini memiliki dampak berbeda terhadap tim, namun Guardiola. Tetap berhasil menciptakan skuat yang kompetitif dan meraih kesuksesan di berbagai ajang, baik domestik maupun Eropa.
Keharusan untuk terus beradaptasi dan mencari alternatif lain menjadi bagian dari tantangan yang dihadapi Guardiola. Meskipun kegagalan merekrut pemain yang diinginkan. Guardiola selalu berhasil meramu taktik dan strategi yang efektif agar skuatnya tetap mampu bersaing dengan tim-tim terbaik di Eropa.
Artikel ini adalah penggambaran dari dinamika pasar transfer yang tidak selalu sesuai harapan dan bagaimana seorang manajer berprestasi berusaha mencari solusi terbaik untuk timnya. Terlepas dari segala rintangan yang ada. Simak terus jangan sampai ketinggalan untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang sepak bola menarik lainya hanya dengan klik MANCITY 365.